Arti Wuku Galungan Dalam Kalender Jawa dan Bali


Pada dasarnya kata galungan diambil dari bahasa Jawa kuno yang memiliki arti bertarung atau disebut dungulan yang memiliki arti menang.

Hal yang membedakan dalam kalender hanya penyebutannya saja yakni wuku galungan di Jawa dan wuku dungulan di Bali.

Meski beda penyebutan artinya tetap sama yaitu wuku sebelas. Perlu anda ketahui bahwa kalender Jawa dan Bali memiliki hitungannya sendiri.

Baca Juga: Arti Wuku Kuningan dalam Kalender Jawa dan Bali

Jika pada kalender umumnya jumlah hari tiap bulannya tidak sama, maka jumlah hari setiap bulan untuk kalender Jawa dan Bali jumlah nya saja.

Hanya saja jumlah setiap bulan pada kalender jawa memiliki waktu yang lebih sedikit yaitu 30 hari dan kalender Bali berjumlah 35 hari setiap bulannya.

Apa Itu Galungan?

Hari galungan adalah hari yang dinantikan oleh umat hindu di Bali, pasalnya hari tersebut momen untuk memperingati atau merayakan terciptanya alam semesta jagad raya beserta seluruh isinya.

Perayaan ini memiliki makna yang cukup mendalam bagi umat hindu karena dianggap hari penting dimana hari kemenangan Dharma kebaikan atas Adharma kejahatan.

Sebenarnya hari raya galungan bukan hanya dirayakan oleh umat hindu yang ada di Bali, akan tetapi dirayakan oleh umat hindu yang ada di Indonesia.

Tentunya adat ini sangat menarik karena berbeda dengan adat hindu yang ada di negara lain.

Umat Hindu sengaja merayakannya sebagai rasa ucapan syukur melakukan dan memberi persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan Dewa Bhatara.

Banyak orang yang masih belum paham bahwa perayaan ini untuk menyatukan kekuatan rohani agar memiliki pendirian serta pemikiran yang terang.

Hal ini mengajarkan umat hindu agar bisa melawan keegoisan, hawa nafsu serta sifat buruk dalam dirinya.

Menurut perhitungan kalender bali hari raya galungan dilakukan setiap 6 bulan sekali atau setiap 210 hari.

Hari raya galungan identik dengan penjor yang dipasang di tepi jalan sehingga menghiasi jalan raya yang bernuansa alami.

Penjor tersebut merupakan haturan kehadapan Bhatara Mahadewa dan dipasang pada setiap rumah dan tempat suci agama hindu.

Hari raya galungan dalam tradisi hindu sebagai momen penting yang membuat seluruh umat hindu bergembira.

Baca Juga: Arti Wuku Sungsang Dalam Kalender Jawa dan Bali

Sejarah Hari Raya Galungan

Tentunya sebuah hari besar atau perayaan memiliki sejarah penting yang membuat umat hindu memperingatinya setiap tahun.

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa hari raya galungan diartikan sebagai kemenangan melawan keburukan. Sebab pada jaman dahulu ada seorang raja bernama Raja Mayadenawa yang kejam.

Kesaktiannya yang tidak tertandingi menimbulkan keangkuhan dan kesombongan, sehingga raja tersebut berhasil menguasai seluruh Bali.

Selain itu, karena tidak puas Raja Mayadenawa memperluas wilayahnya dengan mudah hingga Sumbawa, Lombok, Blambangan dan Bugis.

Setelah mendapatkan kekuatan dari dewa Siwa menjadi sangat sakti dan bisa berubah menjadi raksasa.

Sayangnya kesaktian tersebut membuat dirinya sesat dan tidak memperbolehkan rakyatnya untuk menyembah dewa.

Raja tersebut sangat angkuh dan sombong dan hanya ingin dirinya yang disembah sampai menghancurkan pura yang ada.

Rakyat menjadi sengsara dan merasa ketakutan karena sikap raja yang semena-mena harus dituruti.

Baca Juga: Makna Hari Raya Kuningan Bagi Umat Hindu Bali

Seluruh umat hindu dan pamangku agung berdoa agar ada bantuan yang membuat masyarakat terbebas dari aturan raja.

Beruntungnya bantuan datang dari Dewa Indra dan berperang dengan pasukan Raja Mayadenawa.

Nah kemenangan dari Dewa Indra inilah yang menjadi simbol sebagai kemenangan kebaikan. Sebagai ucapan syukur umat hindu memperingatinya dengan hari raya Galungan.

Tentang Arti Wuku Galungan Dalam Kalender Jawa dan Bali

Di atas adalah informasi mengenai Arti Wuku Galungan Dalam Kalender Jawa dan Bali secara lengkap.

Mudah-mudahan informasi tentang arti wuku galungan diatas dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

Review Google My Bussiness for Enkosa.com

Artikel Terkait:

Tinggalkan komentar