Wuku merupakan nama sebuah siklus waktu yang berlangsung selama 30 pekan atau minggu.
Satu minggu terdiri dari tujuh hari maka satu siklus wuku terdiri dari 210 hari.
Perhitungan wuku di bahasa Jawa disebut dengan Pawukon, perhitungan ini terutama masih digunakan pada adat Bali dan adat Jawa.
Baca Juga: Arti Wuku Julungwangi Dalam Kalender Jawa dan Bali
Dalam kalender Jawa, wuku bukan hanya sekedar menyimbolkan waktu baik atau buruk saja.
Namun melalui wuku juga bisa diketahui karakter dan sifat yang dimiliki oleh seseorang.
Kali ini kami akan membahas arti wuku Warigagung dalam kalender jawa dan Bali. Ayo simak pembahasannya sampai selesai.
Arti Wuku Warigagung Dalam Kalender Jawa
Wuku Warigagung, lambangnya adalah Dewa Bathara Mahayêkti, semasa hidupnya menanggung banyak beban yang berat.
Gedongnya pada depan dan belakang, sifatnya di depan tampak rela, namun di belakang kurang ikhlas.
Pohonnya adalah cemara, banyak bicara juga enak di dengar pembicaraannya, apalagi dipercaya perkataannya.
Sifatnya keras namun pandai mencari nafkah. Umbul-umbul ada di belakang, kebahagiaannya belakangan atau jika telah masuk usia tua.
Bahayanya jika sudah difitnah oleh sanak saudaranya. Jika ada di Utara, selama tujuh hari di wuku tersebut jangan pergi ke arah Utara untuk urusan yang sangat penting.
Di hari Jumat Legi, Wuku ini hari baik untuk semua pekerjaan.Jika bepergian akan selalu memperoleh kegembiraan di dalam perjalanannya.
Kelahiran Wuku Warigagung membawa karakter yang bisa memberikan pengaruh untuk nasibnya.
Arti Wuku Warigagung Dalam Kalender Bali
Wuku Warigagung diambil dari nama Raden Warigagung, anak keenam dari Prabu Watugunung dengan istrinya Dewi Sinta.
Raden Warigagung merupakan saudara kembar Raden Warigalit yang juga menjadi nama wuku persis sebelum Wuku Warigagung.
Di Bali, wuku Warigagung disebut Warigadean, dengan karakter lahir yang tidak berbeda dengan wuku di Jawa. Kelahiran Wuku Warigagung dinaungi Batara Maharesi.
Tidak banyak dikisahkan mengenai Batara Maharesi di dalam pewayangan, namun salah satu sumber menyebutkan bahwa Batara Maharesi ditugasi menjadi penjaga wuku.
Baca Juga: Arti Wuku Warigalit Dalam Kalender Jawa dan Bali
Kelahiran Wuku Warigagung mempunyai karakter yang lemah lembut. Namun, dibalik lemah lembutnya, ia mempunyai keinginan yang sangat kuat.
Jika menemui seseorang dengan kelahiran Wuku Warigagung, maka akan terlihat kesabarannya.
Dengan kesabarannya, kelahiran Wuku Warigagung mempunyai kemampuan dalam mencari nafkah.
Peruntungannya besar pada hal nafkah hidup. Namun sayangnya, mengalami banyak beban berat di dalam hidupnya.
Beban berat akan banyak dialami ketika masih muda. Di usia yang sudah matang, baru kelahiran Wuku Warigagung mengalami masa bahagia.
Kelahiran Wuku Warigagung juga mempunyai pembawaan yang agak sedikit angkuh.
Jika diberi sedikit kesempatan untuk berbicara, maka akan banyak kata yang keluar dari mulutnya.
Kepandaian berbicara ini menjadi salah satu modalnya di dalam mencari nafkah. Di dalam kitab Pawukon, kelahiran wuku Warigagung digambarkan dengan berbagai simbol.
Digambarkan Raden Warigagung sedang menghadap Batara Maharesi juga menghadap rumah gedong serta membelakangi rumah gedong, burung betet terbang di atas pohon cemara.
Kayunya pohon cemara yang termasuk simbol karakter angkuh serta banyak bicara.
Untuk burungnya disimbolkan dengan betet sebagai perlambang rajin mencari uang atau rezeki.
Gambar bangunan gedung yang ada di depan dan belakang merupakan simbol akan meraih kebahagiaan di hari tuanya.
Tentang Arti Wuku Warigagung Dalam Kalender Jawa dan Bali
Itulah dia arti Wuku Warigagung dalam kalender Jawa dan Bali, dengan adanya pembahasan diatas, kita bisa tahu mengenai watak dan karakter dari orang tersebut.
Baca Juga: Pengertian Wuku Dalam Kalender Jawa Beserta Daftarnya!
Mudah-mudahan informasi tentang Arti Wuku Warigagung Dalam Kalender Jawa dan Bali di atas dapat menjadi referensi. Semoga bermanfaat!