Wuku Watugunung adalah wuku yang terakhir, pada pawukon yang dikenal masyarakat Hindu di Bali.
Di dalam kitab Sundarigama, dijelaskan bahwa sesuai kodratnya sebagai teks ajaran suci yang berpangkal pada penghormatan hari-hari tertentu yang dipercaya sebagai hari suci.
Teks Sundarigama mengatakan, hari suci bagi umat Hindu di Bali ditentukan berdasarkan perhitungan bulan, wuku, pancawara, dan saptawara.
Nah, wuku yang akan kami bahas kali ini adalah wuku Watugunung.
Arti Wuku Watugunung Dalam Kalender Jawa
Wuku Watugunung di kalender Jawa lambang dewanya adalah Sang Hyang Ôntaboga, dan Dèwi Nagagini.
Hyang Ôntaboga suka bertapa dan suka di tempat yang sepi. Dewi Nagagini bersifat setia namun kadang kurang fokus dalam pemikiran.
Pohon Wijayakusuma, bersungguh-sungguh laku bratanya, tidak suka ada di keramaian. Burungnya gogik, besar cemburunya.
Candi ada di depan, selalu berulah tapa, suka prihatin. Gambarannya bagai bintang yang kesiangan.
Hatinya terang, namun tidak terpancar dari raut wajahnya. Bahayanya terkena jerat. Jika ada di Timur.
Selama 7 hari di wuku ini tidak boleh pergi ke arah tersebut walaupun untuk urusan yang sangat penting.
Arti Wuku Watugunung Dalam Kalender Bali
Sama seperti wuku yang lainnya, kelahiran wuku Watugunung mempunyai karakter lahir.
Sesuai dari perwatakan dan karakter yang dibawa oleh wuku, setiap wuku mempunyai Bhatara atau Dewa pelindung dan karakternya tidak berbeda dari karakter bawaan dari pelindungnya.
Kelahiran wuku Watugunung dilindungi Batara Anantaboga. Pada pewayangan Batara Anantaboga merupakan raja ular yang hidup di dasar bumi.
Perwujudannya yaitu naga dengan mahkota dan menggunakan badhong berambut dan menggunakan busana (biasanya berwarna merah) serta mengenakan kalung emas.
Baca Juga: Arti Wuku Wayang Dalam Kalender Jawa dan Bali
Pada tokoh pewayangan, Anantaboga termasuk tokoh yang mempunyai tingkatan tinggi.
Disebut sebagai Sang Hyang Anantaboga, dan menjadi salah satu tokoh mitlogi penciptaan dunia.
Nama Ananta yang disandangnya mempunyai arti tidak terbatas. Menjadi satu petunjuk mengenai keluasan tokoh ini dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas.
Karakter kelahiran wuku Watugunung menonjol untuk hal-hal yang spiritual. Doanya sangat manjur.
Dan ia suka mendoakan orang lain untuk memperoleh kebahagiaan. Kelahiran wuku Watugunung suka tempat yang sunyi dan tenang, sebab disana ia bisa berkontemplasi untuk menuju ke kedalaman batin.
Di depan banyak orang, ia banyak diam, bahkan pemalu. Walaupun mempunyai banyak pengetahuan, karakternya bukan menonjolkan diri.
Hal ini seperti Sang Hyang Anantaboga yang tinggal di kedalaman bumi. Ia berhati-hati dalam bertindak, tidak gegabah serta memilih keputusan dengan sangat hati-hati.
Di dalam hatinya kadang muncul berbagai gejolak yang merupakan sebuah konflik batin, antara hatinya yang peka juga mudah tersinggung dengan pemalunya yang besar, maka tidak mudah mengungkapkan apa yang ia rasakan sebenarnya.
Walaupun pendiam, sebenarnya kelahiran wuku Watugunung mempunyai cita-cita yang tinggi. Ia akan berusaha mewujudkan cita-citanya melalui proses yang sunyi, tetapi tekun.
Pada kitab Pawukon, digambarkan Prabu Watugunung datang menghadap Sang Hyang Anantaboga dan Nagagini.
Kedua tokoh ini merupakan keluarga. Nagagini merupakan putri Sang Hyang Anantaboga.
Dewi Nagagini digambarkan mempunyai sifat yang setia, berbakti, cinta terhadap sesama makhluk dan suka menolong.
Hal ini termasuk simbol bahwa kelahiran wuku Watugunung mempunyai sifat dasar dari kedua tokoh tersebut, Sang Hyang Anantaboga dan Dewi Nagagini.
Gambar candi yang tampak jelas merupakan simbol kelahiran wuku Watugunung suka melakukan puja samadi, meditasi dengan menjadi seperti pandita.
Baca Juga: 5 Cara Agar Suami Tidak Bosan Kepada Istri
Tentang Arti Wuku Watugunung
Diatas adalah informasi mengenai Arti Wuku Watugunung menurut kepercayaan jawa dan bali.
Mudah-mudahan informasi tentang Arti Wuku Watugunung diatas dapat menjadi referensi serta menambah wawasan kita semua. Semoga bermanfaat!