Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman suku dan budaya bangsa. Salah satunya adalah Suku Bali (anak Bali, wong Bali, atau krama Bali) adalah suku bangsa mayoritas di pulau Bali, yang menggunakan bahasa Bali dan mengikuti budaya Bali.
Sementara untuk mayoritas agama yang dianut oleh suku Bali adalah agama Hindu. Di Pulau yang mendapatkan julukan Pulau Dewata ini masih menjunjung tinggi nilai adat istiadat leluhurnya. Dimana masih banyak upacara adat keagamaan maupun tradisi budayanya yang rutin dilaksanakan.
Baca Juga: Perbedaan Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu Bali
Keanekaragaman dan keunikan budaya yang masih dipertahankan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Pulau Bali.
Tak hanya berkunjung, bahkan mereka memang sengaja menyempatkan waktunya untuk menyaksikan secara langsung berbagai macam gelaran Upacara adat budaya di Bali.
Upacara Kuningan Sebagai Bentuk Pelestarian Budaya dan Agama
Para wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali bisa menyaksikan bagaimana keragaman adat dan budaya Bali yang ada. Mulai dari Upacara Ngaben, Upacara Saraswati, Upacara Melasti, Upacara Galungan, sampai Upacara Kuningan.
Rangkaian upacara adat di Bali ini merupakan keragaman adat yang memang menjadi warisan budaya turun temurun hingga sekarang.
Salah satu rangkaian upacara yang bisa disaksikan wisatawan adalah Upacara Kuningan. Upacara Kuningan dilaksanakan pada Hari Raya Kuningan, sering disebut juga Tumpek Kuningan.
Baca Juga: Catat! Ini Tanggal Upacara Galungan Tahun 2023
Hari Raya Kuningan jatuh pada hari sabtu kliwon, wuku Kuningan. Pada hari ini umat melakukan pemujaan kepada para Dewa, Pitara dengan tujuan untuk memohon keselamatan, kedir gayusan, perlindungan dan tuntunan lahir-bathin.
Waktu Perayaan Upacara Kuningan
Hari Raya Kuningan digelar beberapa hari setelah Upacara Galungan. Jika Upacara Galungan diperingati untuk merayakan kedatangan para dewa dan leluhur ke bumi, beda lagi dengan Upacara Kuningan.
Upacara kuningan yang diperingati sebagai momen kembalinya para dewa dan leluhur ke surga, dimaksudkan untuk momen perayaan saat dewa-dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.
Hari Raya Kuningan merupakan salah satu hari yang termasuk ke dalam hari besar umat Hindu di Indonesia. Perayaannya dilaksanakan 10 hari setelah Hari Suci Galungan.
Pagelaran Upacara Kuningan umumnya dilaksanakan siang hari yakni pukul 12.00. Umat Hindu percaya bahwa saat para dewa turun ke bumi bersama para leluhur, waktunya hanya sampai tengah hari. Maka dari itu mereka akan bersembahyang dan melakukan serangkaian upacara adat hanya sampai siang.
Rangkaian Upacara Kuningan
Rangkaian Upacara Kuningan mempunyai makna yang masih berkaitan dengan Upacara Galungan. Hal yang membedakannya adalah Upacara Kuningan lebih sederhana dibandingkan dengan Upacara Galungan.
Baca Juga: 6 Upacara Keagamaan di Bali dan Penjelasannya
Hal ini terjadi karena acara puncaknya itu ada di Hari Suci pada Upacara Galungan. Oleh sebab itu, dalam memperingati Hari Raya Kuningan, umumnya umat Hindu di Bali akan merayakannya secara sederhana.
Walaupun dalam perayaannya dibuat sederhana, Upacara Kuningan ini tetap menjadi momen penting dan sakral bagi Umat Hindu Bali. Karena buktinya sampai saat ini mereka masih mempertahankan ritual adat sampai saat ini.
Antusias dari para wisatawan lokal maupun mancanegara terhadap Upacara Kuningan menjadi salah satu faktor yang membuat rangkaian adat Upacara Kuningan masih rutin dilaksanakan.
Jika kita ingin mendapatkan 2 privilege sekaligus di waktu yang bersamaan, maka agendakan waktu kunjungan kesana dalam waktu yang berdekatan dengan Hari Raya Kuningan.
Baca Juga: Kalender Bali Februari 2023 Free Download
Di tahun 2023 mendatang Hari Raya Kuningan pertama kali digelar pada tanggal 14 Januari 2023. Ingat dan agendakan di tanggal tersebut agar kamu bisa menyaksikan langsung rangkaian Upacara Kuningan sekaligus menikmati keindahan pantai di sekitar Pulau Dewata.