Dasar Perhitungan Kalender Bali


Dasar Perhitungan Kalender Bali

Perhitungan Kalender Bali

Kalender Bali atau kerap disebut kalender Saka. Penanggalan yang digunakan menerapkan sistem Zaman Saka yang awal mula diterapkan sekitar tahun 78 Masehi.

Berbagai upaya dilakukan guna memodifikasi Kalender Bali agar sesuai dengan tradisi dan kebudayaan tanah Bali.

Sistem Penanggalan Kalender Bali

Sistem yang digunakan dalam penanggalan kalender Bali bersandar pada Revolusi Bumi atau perputaran bulan dalam mengelilingi matahari.

Konjungsi dalam sistem penanggalan kalender Bali dijadikan dasar awal sebagai tanda bergantinya bulan, hal ini membuat sistem penanggalan yang menerapkan perhitungan tidak mempengaruhi posisi bulan.

Lihat Juga: Kalender Bulan Oktober 2022 Lengkap Hari Baik

Sistem perhitungan penanggalan pada kalender Bali juga berdasarkan pada siklus sinodik bulan, maknanya fenomena siklus bulan yang fasenya sama dan berurutan.

Angka rata-rata siklus sinodik bulan kisaran 29,55 hari, jika dalam satu tahun usia penanggalan Bali maka 29,55 hari x 12 bulan = 354,60 hari.

Tak hanya menganut pada siklus sinodik bulan saja, namun kalender Bali juga sangat erat kaitannya dengan pasang surut gelombang air laut.

Bulan memiliki peredaran layaknya matahari, dan dalam peredaran bulan terbagi menjadi dua bagian yaitu gerakan semu dan juga gerakan hakiki.

Aturan yang diterapkan dalam kalender Bali

Sudah tak bisa dipungkiri bahwa kalender Bali berkembang pada masyarakat Hindu di tanah Bali.

Fakta mengungkapkan bahwa kalender Bali merupakan kalender perpaduan antara kalender Masehi, kalender Tika (kalender lokal Bali yang penyusunannya berdasarkan Wuku, Pawukon dan Wewaran) dan kalender Saka Bali (kalender yang menerapkan Tarikh Candra dan disesuaikan dengan Tarikh Surya).

Baca Juga: Kalender Bali November 2022 Free Download

Segala kegiatan keagamaan masyarakat Hindu di tanah Bali menyesuaikan hari berdasarkan Kalender Tika dan Saka Bali, kedua hal ini sangat berkaitan erat dan tak dapat dipisahkan.

Kalender Bali menerapkan beberapa aturan dalam perhitungan penanggalannya antara lain sebagai berikut:

  • Setiap satu hari berusia dua puluh empat jam dengan pertanda pergantian hari disandarkan pada fenomena matahari terbit di waktu fajar.
  • Satu minggu dalam tanah Bali sering dikenal dengan sebutan Saptawara. Dalam Saptawara tersusun atas tujuh hari.
  • Dalam kalender Bali setiap satu bulan terdiri dari lima minggu bukan empat minggu layaknya kalender Masehi. Setiap pergantian bulan selalu dimulai setelah Tilem (bulan gelap) atau kata lain Penanggal Ping Pisan.
  • Setiap satu tahun periode dalam kalender Bali memiliki jumlah bulan sebanyak 12 bulan. Nama-nama bulan yang tercantum dalam kalender Bali meliputi, Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kaulu, Kasanga, Kadasa, Jyesta, dan yang terakhir Sada. Setiap pergantian tahun pastilah terjadi di setiap tanggal satu Waisakha (Penanggal Ping Pisan Sasih Kedasa) pada tahun Saka.

Nama-nama Wuku dalam Kalender Bali

Nama Wuku dalam kalender Bali tentunya sangat berbeda dengan Wuku yang ada pada kalender Jawa.

Perhitungan Wuku bagi masyarakat Bali sangat penting, dengan adanya Wuku masyarakat Bali dapat menentukan hari baik guna melakukan kegiatan keagamaan maupun upacara adat.

Lihat Juga: Dasar Perhitungan Kalender Jawa

Apabila perhitungan Wuku digabungkan dengan Wewaran maka akan menghasilkan Tika yang dirumuskan dalam sebuah tabel yang bergambar.

Nama Wuku dalam Kalender Bali diantaranya:

  • Sinta, diambil dari nama seorang ibu raja Watugunung dan juga diambil dari nama Dewi Sinta Kasih.
  • Landep, diambil dari nama permaisuri raja Watugunung yang bernama Dewi Sanjiwartya.
  • Ukir atau Wukir, berasal dari nama sang Raja Giriswara.
  • Kulantir atau Kurantil, diambil dari nama Raja Kuladewa.
  • Tolu, berasal dari nama Raja Talu.
  • Gumbreg, berasal dari nama Raja Mrebawani.
  • Wariga atau Warigalit, diambil dari nama Raja Waksaya.
  • Warigagung atau Warigadean, diambil dari nama Raja Wariwisaya.
  • Meri Julung atau Julungwangi, diambil dari nama Raja Meri Julung.
  • Sungsang berasal dari nama Raja Sungsataya.
  • Galungan atau Dulungan, diambil dari nama seorang Raja bernama Dungulan.
  • Kuningan, diambil dari nama seorang Raja bernama Puspita.
  • Langkir, diambil dari nama seorang Raja bernama Langkir.
  • Mandhasia atau Mdangsya, diambil dari nama seorang Raja bernama Mdangsu.
  • Julung Pujut atau Pujut, diambil dari nama seorang Raja bernama Pujitawa.
  • Pahang, diambil dari nama seorang Raja bernama Paha.
  • Kuruwelut atau Krulut, diambil dari nama seorang Raja bernama Kruru.
  • Mrakeh, diambil dari nama seorang Raja bernama Mrangsinga.
  • Tambir, diambil dari nama seorang Raja bernama Tambur.
  • Medangkungan diambil dari nama seorang Raja bernama Mdangkusa.
  • Maktal diambil dari nama seorang Raja bernama Matal.
  • Uye diambil dari nama seorang Raja bernama Uye.
  • Manail diambil dari nama seorang Raja bernama Ijala.
  • Prangbakat berasal dari nama Raja Yuddha.
  • Bala berasal dari nama Raja Baliraja.
  • Wugu berasal dari nama Raja Ringgita.
  • Klawu berasal dari nama Raja Kulawudra.
  • Dukut diambil dari nama seorang Raja bernama Sasawi.
  • Watugunung diambil dari nama seorang Raja bernama Watugunung.

Nama-nama hari dalam kalender Bali

Nama hari yang tercantum dalam kalender Bali tentu berbeda dengan nama hari di kalender Hijriah maupun Masehi.

Nama hari tersebut diantaranya:

  • Radite, dalam kalender Masehi Radite sama dengan hari Minggu.
  • Soma sama dengan hari Senin.
  • Anggara sama dengan hari Selasa.
  • Buda sama dengan hari Rabu.
  • Wraspati sama dengan hari Kamis.
  • Sukra sama dengan hari Jum’at, dan
  • Saniscara sama dengan hari Sabtu dalam kalender Masehi.

Weton Bali

Setiap insan yang lahir di dunia tentunya memiliki watak dan kepribadian yang berbeda-beda.

Bahkan dalam adat Bali setiap bayi yang lahir pada suatu hari dan tanggal pada tahun tertentu memiliki watak dan nasib masing-masing menurut weton yang mengiringi saat kelahirannya.

Tak hanya masyarakat Jawa yang memiliki Weton, namun Bali juga memiliki hitungan Weton, diantaranya:

Lihat Juga: Dasar Perhitungan Kalender Masehi

Paing

Karakter seseorang yang lahir pada weton Pahing menandakan dirinya sosok yang keras hati namun rajin.

Pembersihan yang dapat dilakukan ialah dengan mandi di 12 mata air sembari berada di tengah-tengah api

Umanis

Kepribadian seseorang yang lahir dengan weton Umanis memiliki kepribadian yang tabah namun sedikit sewenang-wenang.

Pembersihan dapat dilakukan dengan mandi menggunakan 18 mata air di jalan.

Pon

Kepribadian seseorang yang lahir pada weton ini menandakan bahwa sosoknya suka bercanda dan sangat mudah bergaul dengan siapapun.

Dikatakan bahwa pembersihan dilakukan dengan mandi di laut menggunakan 8 mata air.

Wage

Kepribadian seseorang yang lahir pada weton Wage menandakan sosoknya sedikit suka berbohong, tidak suka merendahkan diri namun gemar bekerja.

Baca Juga: Makna Hari Raya Galungan Bagi Umat Hindu Bali

Pembersihannya dilakukan dengan mandi di halaman menggunakan mata air sebanyak 6 sumber.

Kliwon

Kepribadian insan yang lahir pada weton Kliwon biasanya suka merencanakan sesuatu dan penuh semangat.

Pembersihan dapat dilakukan dengan mandi di pinggiran sungai menggunakan sumber mata air sebanyak 14.

Lihat Juga: Kalender Jawa Bulan Juni 2022 Lengkap

Dapat disimpulkan bahwa kalender Bali digunakan masyarakat Bali guna menentukan hari baik untuk membuka usaha, kelahiran seorang bayi maupun untuk melakukan upacara adat terutama yang berhubungan dengan keagamaan.

Itulah beberapa ulasan singkat mengenai Dasar Perhitungan Kalender Bali. Mudah-mudahan informasi diatas dapat menambah wawasan kita semua. Semoga bermanfaat!

Pencarian yang paling banyak dicari

  • perhitungan jodoh kalender bali
  • kalender bali mencari hari baik
  • download kalender bali 2022
  • dasar mencari hari baik kalender bali
  • cara menghitung hari untuk menikah kalender bali

Baca Juga: Kalender Bali Januari 2023 Free Download

Review Google My Bussiness for Enkosa.com

Artikel Terkait: