Sejarah Hari Trikora 19 Desember: Latar Belakang, Isi, Tujuan Dan Tokoh
19 Desember, Hari Trikora – Operasi Trikora atau Tri Komando Rakyat merupakan salah satu upaya negara Indonesia untuk membebaskan Irian Barat (Papua) dari Belanda.
Sejarah telah mencatat bahwa pada saat itu Presiden Soekarno mengumumkan seruan operasi tersebut dalam pidatonya pada tanggal 19 Desember 1961 Di Yogyakarta.
Baca Juga: 30 Ucapan Selamat Hari Trikora 19 Desember 2024
Masalah Papua Barat ini bermula pada Konferensi Meja Bundar atau KMB di Den Haag, Belanda pada tanggal 2 November 1949.
Ketika itu konferensi tersebut terkait tentang rencana pengakuan kedaulatan Indonesia dari Belanda.
Namun sayang, masih ada satu persoalan penting yang belum disepakati yaitu mengenai status Irian Barat.
Ketika itu, baik itu Indonesia maupun Belanda sama-sama merasa lebih atas wilayah bagian timur Kepulauan Nusantara tersebut.
Dikarenakan tidak ada titik temu, maka KMB memutuskan bahwa masalah Irian Barat akan diselesaikan dalam waktu setahun kedepan.
Namun kenyataanya hingga 12 tahun berselang, permasalahan tersebut masih belum dibahas lagi.
Baca Juga: Sejarah Hari Pembebasan Irian Barat 1 Mei
Latar Belakang Serta Tokoh Trikora
Sekutu ternyata ingin menjadikan Irian Barat sebagai Negara Boneka.
Hal tersebut terkuak pada Februari tahun 1961 dimana Belanda mulai membentuk parlemen setelah itu pada tanggal 19 Oktober di tahun yang sama terbentuklah sebuah Komite Nasional Papua.
Melihat hal tersebut, presiden Soekarno tentu tidak tinggal diam. Akhirnya pada tanggal 6 Maret 1961, dibentuklah sebuah Korp Tentara Kora 1 dimana Soekarno menunjuk Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Komandonya.
Nama kesatuan ini beberapa kali mengalami perubahaan nama dari Tjadangan Umum Angkatan Darat (Tjaduad) hingga menjadi Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Pada tanggal 11 Desember 1961, Pemerintah Indonesia kembali membentuk sebuah komite yang bernama Dewan Pertahanan Nasional (Depertan).
Namun tiga hari setelah itu, dilaksanakan juga sebuah sidang yang melahirkan Komando Operasi Tertinggi (KOTI) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Lihat juga: Sejarah Hari Kerjasama Selatan-Selatan
Akhirnya pada tanggal 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengutarakan maksud dari Trikora tersebut melalui pidatonya di Yogyakarta.
Isi Pidato Serta Tujuan Trikora
Pada tanggal 19 Desember 1961 tepat pukul 09.00 WIB, Soekarno menyampaikan tujuan Trikora yaitu untuk menggagalkan pembentukan Negara Boneka oleh Belanda di Irian Barat.
Soekarno juga menegaskan bahwa bendera Merah Putih harus berkibar di Irian Barat dan digelar mobilisasi umum untuk mengambil kembali Irian Barat dari tangan Belanda.
Untuk lebih jelasnya berikut isi dari Trikora tersebut:
- Gagalkan negara boneka Papua.
- Kibarkan bendera Sang Saka Merah Putih di Papua.
- Siapkan diri untuk mobilisasi umum.
Setelah pidatonya tersebut akhirnya pada tanggal 2 Januari 1962, Soekarno membentuk Komando Mandala yang sekaligus menunjuk Soeharto sebagai panglimanya.
Tugas dari kesatuan komando ini yaitu untuk merencanakan, mempersiapkan serta menggelar operasi militer untuk menggabungkan Irian Barat dengan Indonesia.
Dalam melancarkan aksi Trikora ini, Indonesia mempersiapkan Kapal Penjelajah KRI Irian 201 dimana kapal ini didapatkan dari Rusia pada tanggal 5 Oktober 1961.
Baca Juga: Budaya Kejawen Masyarakat Jawa Indonesia
Kapal ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas tempur yaitu seperti bom jarak jauh, rudal dan torpedo.
Saat itu juga Indonesia setidaknya memiliki 12 fregat, 22 kapal cepat bertorpedo serta berpeluru kendali, 12 kapal selam dan 4 kapal penyapu ranjau.
Namun atas saran dari Amerika Serikat, Indonesia diminta untuk mengedepankan jalan diplomasi untuk mengambil alih Irian Barat dari Sekutu.
Amerika bersedia untuk menjadi penengah serta menyediakan tempat yang netral untuk membicarakan masalah ini.
Akhirnya Indonesia dan Belanda atas desakan dari Amerika Serikat bertemu kembali dalam satu meja pada tanggal 15 Agustus 1962.
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Adam Malik sementara Belanda mengutus Dr. Jan Herman Van Roijen dan Diplomat AS. Ellsworth Bunke bertindak sebagai penengah.
Dari pertemuan tersebut akhirnya menghasilkan Perjanjian New York dimana isinya yaitu Belanda harus menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia selambat-lambatnya tanggal 1 Mei 1963.
Baca Juga: Kalender Jawa Juni 2023 Lengkap Hari Baik
Selama proses pengalihan, Irian Barat akan dipegang sementara oleh United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) yang dibentuk oleh PBB.
Tak hanya itu saja, sekutu juga harus menarik pasukan yang sudah dibentuknya dari Irian Barat dan Indonesia diperbolehkan untuk bertahan namun dibawah koordinasi UNTEA.
Setelah melewati proses panjang akhirnya pada tanggal 1 Oktober 1962, Belanda menyerahkan otoritas administrasi Irian Barat kepada UNTEA.
Pada tanggal 31 Desember 1962, bendera Belanda telah resmi diturunkan dan digantikan dengan bendera Merah Putih sebagai salah satu tanda dimulainya kekuasaan Indonesia atas tanah Irian Barat atau Papua dibawah pengawasan PBB.
Tentang Sejarah Hari Trikora 19 Desember
Itulah sekilas tentang sejarah 19 Desember, Hari Trikora yang sebaiknya anda ketahui.
Baca Juga: Jasa Undangan Digital Pernikahan Kekinian Dalam Bentuk Website
Mudah-mudahan informasi Sejarah Hari Trikora 19 Desember diatas dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!