Mengenal Tradisi Popokan Di Jawa Tengah, Masih Dilestarikan Masyarakat


Tradisi Popokan adalah salah satu tradisi yang masih dijalankan oleh masyarakat Dusun Sendang, Semarang, Jawa Tengah.

Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas melimpahnya hasil panen didapatkan masyarakat.

Perlu anda ketahui bahwa tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali, lebih tepatnya setiap Jumat Kliwon di bulan September.

Baca Juga: Daftar Tradisi Jawa Yang Sudah Hilang Ditelan Jaman

Tradisi popokan sengaja dilakukan demi menjaga kearifan lokal dan kultur budaya agar tetap kuat, sehingga sampai anak cucunya nanti tradisi ini masih tetap dilakukan.

Warga akan membuat nasi tumpeng berbentuk gunung dengan puncak yang lancip.

Nantinya tumpeng ini akan dilengkapi dengan lauk pauk khusus seperti sambal kelapa, rebusan sayur dan lainnya.

Pelaksanaan Tradisi Popokan di Semarang

Pada dasarnya ritual Popokan diklasifikasikan menjadi empat tahapan, ritual pertama dinamakan bersih sendang.

Yang mana ritual ini dilakukan dengan cara membersihkan sumber mata air yang ada di Dusun Sendang, Semarang.

Lebih tepatnya ada tiga sumber mata air yang akan dibersihkan yaitu sendang Glagah, sendang Preh, dan sendang Dawung.

Menariknya warga akan bekerja sama untuk membersihkan ketiga sendang tersebut dari dedaunan yang gugur maupun endapan lumpur yang keruh.

Nah warga akan dibagi menjadi beberapa kelompok dan memiliki tugas masing-masing.

Sebagian warga ada juga yang membersihkan pepohonan yang tumbuh dan rumput liar yang ada di sekitar sendang atau sumber mata air.

Biasanya ritual ini diikuti oleh laki-laki dewasa yang membawa peralatan seperti cangkul, pacul, sapu dan celurit.

Tujuannya dilakukan ritual ini karena masyarakat yakin bahwa sumber mata air merupakan sumber kehidupan yang utama.

Sehingga warga wajib menjaga kebersihannya agar terhindar dari kotoran dan lainnya.

Baca Juga: Tradisi Sedekah Bumi “Apitan” Sebagai Ungkapan Rasa Syukur

Rangkaian Acara Tradisi Popokan

Berikut adalah rangkaian acara dari tradisi Popokan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Tumpengan

Setelah ritual membersihkan sendang selesai dilakukan oleh masyarakat, acara selanjutnya yaitu melangsungkan upacara tumpengan.

Warga akan membawa nasi tumpeng yang dilengkapi dengan beragam lauk pauk seperti tahu, tempe, daging ayam, ikan asin, klubanan, telur rebus dan lain sebagainya.

Tumpengan tersebut dibuat dengan kekompakan warga yang mencerminkan gotong royong.

Jika tumpengan sudah selesai dibuat nantinya upacara akan dilakukan di rumah kepala desa.

Bisa dikatakan upacara yang dilakukan sangat menarik karena memiliki kegiatan yang positif.

Kirab dan Arak-Arakan

Susunan acara selanjutnya meliputi pembacaan hadroh, surat-surat pendek, tahlil, dan doa.

Hal ini dilakukan agar masyarakat warga tidak pernah lupa untuk berdoa dan bersyukur atas rezeki yang didapatkan. Ritual dilakukan ketika menggelar kirab dan arak-arakan.

Ritual ini sangat ditunggu oleh masyarakat sekitar karena menampilkan sejumlah karya seni yang dapat menghibur.

Kegiatan arak-arakan tidak hanya diikuti oleh orang desa saja, akan tetapi dari kalangan usia seperti anak-anak dan orang tua.

Biasanya ritual kirab berlangsung selama 2-3 jam yakni dari pukul 13.00-15.00 WIB.

Arak-arakan dilakukan pada Jumat Kliwon dan dilakukan mulai dari pertigaan Notog, persimpangan jalur ke Gubuk dan jalur ke Kecamatan Bancak, Kabupaten Semarang.

Masyarakat kompak mengikuti ritual ini setelah melaksanakan sholat Jum’at di masjid.

Puncak Acara Perang Lumpur

Ritual terakhir akan di tutup dengan popokan atau dikenal dengan istilah perang lumpur.

Biasanya tradisi ini berlangsung di balai desa Sendang dan diikuti oleh semua kalangan warga Sendang.

Tentunya ritual terakhir ini sangat dinantikan oleh warga karena sangat seru dan menyenangkan.

Setiap warga akan berlari untuk melemparkan lumpur untuk mengenai keluarga atau saudaranya.

Justru warga yang terkena lemparan lumpur menjadi senang, sebab hal itu diyakini dapat membawa keberkahan atau keberuntungan untuk dirinya.

Tentang Tradisi Popokan Di Jawa Tengah

Diatas adalah ulasan mengenai Tradisi Popokan Di Jawa Tengah yang sampai saat ini terus dilestarikan.

Baca Juga: 8 Tradisi Mendak Kematian dan Penjelasannya

Tidak hanya sebagai harta budaya yang harus dijaga namun juga sebagai daya tarik wisata agar wisatawan banyak berkunjung ke daerah tersebut.

Mudah-mudahan informasi tentang Tradisi Popokan Di Jawa Tengah diatas dapat menjadi referensi. Semoga bermanfaat!

Review Google My Bussiness for Enkosa.com

Artikel Terkait:

Tinggalkan komentar