Inilah Sejarah 4 Desember, Hari Artileri Yang Wajib Diketahui!
Hari Artileri jatuh pada tanggal 4 Desember yang diperingati sebagai tonggak sejarah mengenang perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.
Persenjataan artileri dipergunakan untuk bertempur melawan para penjajah serta mengusir tentara sekutu dan pasukan Agresi Militer Belanda.
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Artileri 4 Desember
Lalu, bagaimana sebenarnya sejarah 4 Desember, Hari Artileri? Simak ulasannya berikut ini!
Sejarah Hari Artileri 4 Desember Yang Sebaiknya Diketahui!
Artileri merupakan sebuah senjata untuk melontarkan proyektil jarak jauh.
Istilah tersebut kemudian berkembang menjadi pasukan tentara yang menggunakan senjata berat yaitu semacam meriam serta senjata-senjata berat jarak jauh lainnya.
Hari Artileri pertama kali diresmikan pada tahun 1945 oleh Letnan Jenderal Urip Sumoharjo yang dikomandani oleh Letnan Kolonel R.M Pratikno Suryosumarno.
Artileri merupakan sebuah persenjataan yang digunakan pada masa perang Napoleon, Perang Dunia Ke I dan Perang Dunia Ke II.
Artileri menjadi salah satu persenjataan darat yang paling mematikan dan banyak menjatuhkan korban.
Penggunaan senjata artileri sangat populer dalam sejarah peperangan dunia.
Saking ampuhnya senjata ini, Joseph Stalin menyebutnya sebagai God of War atau Dewa Perang karena dianggap sebagai persenjataan darat yang efektif serta paling mematikan.
Pada masa penjajahan Belanda, Soeria Santoso merupakan orang Indonesia pertama dengan pangkat tertinggi artileri di bidang militer.
Lihat juga: Sejarah Hari AIDS Sedunia 1 Desember
Beliau merupakan seorang mayor dengan jabatan komandan batalyon artileri di Jagat Monyet, Batavia.
Pada saat itu, para pemuda Indonesia dilatih oleh Belanda mengoperasikan persenjataan artileri.
Beberapa pemuda tersebut yaitu Soeria Santoso, Oerip Soemohardjo, Memet Rahman Ali Soewardi, Raden Aksari, Sadikin, R.M. Pratikno Suryosumarno, Giroth Wuntu, Aminin, Rudy Pirngadi, Tj Hwa Siong Pik, J. Minggu, T.B Simatupang dan Abdullah.
Dari ketiga pemuda diatas, Raden Askari, T.B Simatupang dan Aminin merupakan 3 dari pemuda Indonesia yang menerima tanda Mahkota Perak atas usahanya belajar militer di Akademi Militer Kerajaan Belanda di Bandung.
Peroperasian artileri dibawah kepemimpinan militer Belanda selesai saat Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942-1945.
Belajar Artileri Dari Militer Belanda, Mengambil Artileri Dari Jepang
Di tengah pergolakan dengan Jepang di kancah perang dunia, Sadikin yang merupakan sersan mayor di Heiho Artileri Pertahanan Udara Tentara Kekaisaran Jepang mendengar berita penyerahan diri Jepang pada tanggal 16 Agustus 1945 malam.
Baca Juga: Ucapan Selamat Hari Kerjasama Selatan-Selatan 19 Desember
Sadikin bersama dengan pemuda Indonesia mengambil alih sarana artileri dari Jepang sembari menyatakan dukungannya pada Indonesia yang baru.
Setelah proklamasi kemerdekaan, saat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, banyak sekali pemuda Indonesia yang menguasai meriam Jepang namun tidak tahu cara mengoperasikannya.
Namun karena pada saat Belanda menjajah Indonesia terdapat beberapa pemuda yang dilatih untuk mengoperasikan persenjataan artileri maka otomatis Indonesia diuntungkan karena hal tersebut.
Akhirnya sebelum pertempuran Surabaya 10 November 1945 melawan sekutu, Britania Raya dan India Britannia, beruntunglah Indonesia memiliki J. Minggu yang merupakan pemuda bekas artileri KNIL yang sudah terlatih dalam mengoperasikan artileri.
J. Minggu mengkoordinir semua penggunaan meriam Jepang untuk menembak tentara sekutu selama beberapa pekan pada pertempuran di Surabaya.
Lihat juga: Hari Kavaleri 9 Februari
Setelah selesai pertempuran di Surabaya tepatnya sebulan setelahnya, Urip Sumoharjo meresmikan markas artileri.
Nah markas ini merupakan bagian dari jawatan persenjataan Markas Besar Tentara yang bertempat di Yogyakarta.
Peresmian tersebut pada tanggal 4 Desember 1945 yang sekaligus mengangkat Letnan Kolonel R. M Pratikno Suryosumarno sebagai komandan artileri pertama.
Nah peresmian markas artileri pada tanggal 4 Desember 1945 ini ditetapkan sebagai Hari Artileri.
Pasukan Artileri di Indonesia mengalami pasang surut. Pada tanggal 19 Desember Agresi Militer Belanda II dilancarkan dan naasnya kesatuan artileri babak belur.
Beberapa waktu setelahnya komandan artileri R. M Pratikno Suryosumarno terbunuh.
Namun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia pada bulan Desember 1949, barulah divisi artileri dibangun kembali.
Sampai saat ini terdapat 2 batalyon artileri Indonesia yaitu satuan artileri darat di bawah Batalyon Artileri Medan (Pussenarmed) dan satuan artileri udara dibawah Batalyon Artileri Pertahanan Udara (Pussenerhanud).
Itulah sekilas tentang sejarah 4 Desember, Hari Artileri yang sebaiknya anda ketahui.
Lihat juga: Sejarah Hari KOSTRAD 6 Maret
Mudah-mudahan informasi Sejarah Hari Artileri 4 Desember diatas dapat menambah wawasan kita semua. Semoga bermanfaat!
Pencarian yang paling banyak dicari
- hari artileri 2021
- sejarah hari artileri di indonesia
- artileri angkatan udara
- tema hari artileri 2021
- perayaan hari artileri dari tahun ke tahun
- logo hari artileri indonesia