Sejarah Hari Integrasi Timor Timur 17 Juli Yang Tidak Banyak Diketahui!
17 Juli merupakan hari yang cukup bersejarah di Indonesia. Ya, tepat pada tanggal 17 Juli selalu diperingati sebagai Hari Integrasi Timor Timur.
Baca Juga: Arti Mimpi Melihat Orang Membaca Buku
Walaupun merupakan hari yang bersejarah, namun tidak sedikit orang yang belum tahu bagaimana sejarah dibalik lahirnya hari tersebut.
Penasaran bagaimana sejarahnya? Simak berikut ulasannya!
Sejarah Hari Integrasi Timor Timur 17 Juli
Sejak tanggal 17 Juli 1976, Timor Timur atau yang kita kenal dengan Timor Leste telah resmi bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sejarah mencatat bahwa proses integrasi Timor Timur didahului dengan rangkaian invasi militer oleh rezim Orde Baru serta disebut-sebut adanya dukungan dari Pemerintah Amerika Serikat.
Sejarah kolonisasi di Timtim terjadi sejak abad ke-15 Masehi. Saat itu orang-orang Portugis kerap singgah untuk berdagang.
Namun tidak berlangsung lama, dari hal itu bangsa asing Eropa ini justru telah berhasil menduduki pulau seluas 30.777 km persegi tersebut.
Memasuki abad ke-17, mulailah muncul gangguan dari Belanda yang sangat ingin menguasai Timor Timur.
Setelah terjadi beberapa kali bentrokan akhirnya Portugis terpaksa menjalin perjanjian serta menyerahkan sisi barat pulau Timor kepada pihak Belanda.
Oleh sebab itulah mengapa wilayah Timor Timur belum menjadi bagian dari Indonesia dari sejak awal.
Lihat juga: Sejarah Hari Keadilan Internasional 17 Juli
Hal tersebut berbeda dengan pulau Timor bagian barat yang sudah dikuasai Belanda yang kini sudah menjadi sebuah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Riwayat Perjalanan Timor Timur
Kemenangan Jepang atas Belanda pada tahun 1942 memang merubah situasi di Timor.
Selain Jepang berhasil mengambil alih wilayah Hindia Belanda, pasukan Dai Nippon juga berhasil merebut Timor Timur.
Hanya saya, setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Portugal kembali menduduki kawasan tersebut.
Tepat pada tahun 1974, perubahan Timor Timur mulai muncul seiring dengan bergolaknya politik di Portugal.
Sejarah menyebutkan bahwa pada tanggal 25 April 1974 telah terjadi kudeta tak berdarah yang dikenal sebagai Revolusi Anyelir.
Revolusi Anyelir tersebut dimotori oleh Movimento das Forcas Armadas (MFA) atau yang dikenal dengan Pergerakan Tentara Darat yang berhasil menumbangkan Kekuasaan Perdana Menteri Portugal, Marcello Caetano.
Selain itu, pergolakan tersebut juga berakibat pada penarikan militer Portugis dari beberapa wilayah jajahan termasuk Angola, Mozambik, Cape Verde dan Guinea Portugis di Afrika sampai Timor Timur di Nusantara.
Setelah Revolusi Anyelir di Portugal usai, Timtim terbelah menjadi tiga fraksi yaitu Frente Revolucionaria de Timor-Leste Independente (Fretilin), Partai Uniao Democratica Timorense (UDT) dan Associacao Popular Democratica de Timor (Apodeti).
Baca Juga: Sejarah Hari Bakti PU 3 Desember: Kisah Heroik Pemuda Bandung
UDT sangat menginginkan Timtim tetap menjadi koloni Portugal kemudian Fretilin menghendaki kemerdekaan.
Sementara itu, Apodeti ingin agar Timtim bergabung dengan Indonesia. Hanya saja sayang, poularitas Apodeti kalah dari Fretilin ataupun UDT.
Persaingan sengit kembali terjadi antara UDT dan Fretilin untuk merebutkan simpati masyarakat Timor Timur.
UDT telah menuduh bahwa Fretilin akan membawa Timtim menjadi negara Komunis.
Perseteruan tersebut berujung pada sebuah konflik berdarah dimana banyak warga Timtim yang mengungsi ke wilayah perbatasan dengan Indonesia.
Indonesia Didukung Pemerintah AS Untuk Merebut Timor Timur
Saat masa Pemerintahan Orde Baru yang mana pada saat itu Indonesia dipimpin oleh Soeharto sebagai Presiden RI sangat merasa khawatir jika Timtim menjadi komunis dan menyebarkan paham tersebut ke Indonesia.
Soeharto kemudian menjalin komunikasi dengan Gerald Rudolph Ford Jr yang merupakan Presiden Amerika Serikat terkait hal tersebut.
Pada tanggal 6 Desember 1975, Presiden Ford serta Menteri Luar Negeri AS bernama Henry Kissinger diterima oleh Soeharto di Jakarta.
Sejarah mencatat bahwa dari pertemuannya tersebut mendapatkan hasil yakni dilancarkannya invasi militer ke Timor Timur yang dikenal dengan “Operasi Seroja”.
Dalam invasi militer ini AS memang memiliki peran yang sangat penting, fakta menyebutkan bahwa Amerika Serikat menyuplai 100% senjata untuk militer Indonesia pada saat itu.
Baca Juga: Jadwal Imsakiyah 2023 Samarinda Kaltim Format PDF dan JPG
Sebelum Operasi Seroja tersebut dilakukan, Pemerintah Indonesia sudah melancarkan operasi intelijen dengan nama sandi Operasi Komodo di tahun 1974 untuk mencari info terkait politik Timtim yang berpusat di Dili.
Operasi Komodo tersebut dipimpin oleh Ali Moertopo yang bertujuan untuk memasukkan seluruh wilayah Timor Timur ke dalam wilayah Republik Indonesia.
Dari hasil penyelidikan tersebut terungkap bahwa Fretilin yang memiliki paham komunis dan menginginkan kemerdekaan lebih diminati oleh sebagian besar masyarakat Timor Timur.
Nah, dari kejadian inilah yang menjadi pemicu alasan pemerintah RI dan AS melancarkan Operasi Seroja pada tanggal 7 Desember 1975.
Kekuatan dari Fretilin ternyata tidak sebanding dengan pasukan perang dari RI yang disebut-sebut mendapatkan bantuan dari AS.
Tepat malam hari pada tanggal 7 Desember 1975, Dili sudah bisa dikuasai.
Tiga hari setelah itu, giliran kota besar kedua di Timor Timur yaitu Baucau yang direbut oleh militer Indonesia.
Hanya membutuhkan waktu setengah tahun tepat pada tanggal 17 Juli 1976, Timor Timur sepenuhnya telah dikuasai serta resmi menjadi bagian dari NKRI sebagai provinsi ke 27.
Baca Juga: Daftar Universitas di Semarang
Namun, setelah Soeharto dan Orde Baru runtuh, diadakanlah sebuah referendum Timtim pada tanggal 30 Agustus 1999 yang hasilnya wilayah tersebut lepas dari Indonesia dan berdirilah sebuah negara bernama Timor Leste.
Nah itulah sekilas tentang sejarah 17 Juli, Hari Integrasi Timor Timur. Tentu saja hari tersebut merupakan hari bersejarah sebagai proses perkembangan NKRI. Jadi, selamat Hari Integrasi Timor Timur!
Pencarian yang paling banyak dicari
- sejarah hari integrasi timor timur
- sejarah hari integrasi papua ke indonesia
- hari integrasi sosial
- sejarah timor timur
- dalam dibalik timor timur merdeka