Sejarah Hari Revolusi Perancis 14 Juli Yang Tidak Banyak Diketahui!
Dunia memang seakan tidak pernah lepas dari yang namanya sejarah.
Dalam setiap tahunnya terdapat hari-hari penting yang menjadi pengingat pernah terjadinya sebuah peristiwa.
Misalnya saja pada tanggal 14 Juli yang selalu diperingati sebagai Hari Revolusi Perancis.
Ya, Revolusi Prancis merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang paling berpengaruh di Eropa.
Pada saat itu raja dan ratu mati dipenggal dan revolusi berakhir dengan berkuasanya diktator Napoleon Bonaparte. Penasaran bagaimana sejarahnya? Simak ulasannya berikut ini!
Sejarah Hari Revolusi Perancis 14 Juli
Penyerangan penjara Bastille oleh rakyat Paris menjadi peristiwa yang sangat bersejarah dimulainya Revolusi Perancis.
Ya, Bastille yang sering digunakan untuk memenjarakan para tahanan politik yang tidak sejalan dengan kerajaan ini dianggap sebagai simbol kekuasaan absolut yang dimiliki oleh kaum bangsawan serta keluarga kerajaan.
Lihat Juga: Ucapan Selamat Hari Revolusi Perancis 14 Juli 2024
Peristiwa tersebut bermula sejak 27 Juni 1789, namun sebelum terjadinya Revolusi Perancis, sistem kehidupan yang mengatur masyarakat berjalan sangat buruk.
Dalam berbagai macam bidang kehidupan misalnya, seperti politik, ekonomi, dan sosial, berlangsung pada kondisi yang tidak adil dan kacau.
Kekuasaan raja yang absolut tersebut dimulai sejak Perancis dipimpin oleh raja Henry IV, namun kekuasaan tersebut benar-benar diterapkan pada zaman pemerintahan Louis XIII (1610-1643).
Kala itu, raja merupakan penentu tunggal dalam urusan pemerintahan. Penerus raja Louis XIII tetap mempertahankan sikap absolut dalam memegang kekuasaannya.
Selanjutnya pada masa pemerintah Raja Louis XIV, raja tersebut mengikrarkan bahwa dirinya sebagai pengganti Tuhan di dunia atau le Droit Devin.
Selama masa pemerintahannya, raja Louis XIV memiliki negara secara mutlak baik kekayaan ataupun penduduknya.
Perancis mengalami kemunduran pada masa pemerintahan raja tersebut dimana pada saat itu tengah terjadi krisis keuangan.
Selama raja Louis XIV memerintah, pemerintahan banyak dikendalikan oleh permaisurinya yaitu Marie Antoinette.
Akibatnya sistem pemerintahan tidak kompeten sehinga menimbulkan kekecewaan serta kebencian rakyatnya.
Lihat Juga: Sejarah Hari Meteorologi Sedunia 23 Maret
Kekuasan pemerintah yang absolut ini membuat rakyat hidup dengan penuh tekanan dan berbaggai kewajiban yang sangat memberatkan.
Kondisi tersebut tentu membuat kecemburuan sosial bagi rakyat. Bahkan karena adanya hal ini banyak kelompok masyarakat yang berusaha mempertahankan kemapanan.
Tak hanya itu saja, kondisi keuangan negara pada masa itu juga sangat buruk. Hal ini tentu disebabkan karena kehidupan raja dan keluarganya yang boros serta mewah yang membuat keuangan negara semakin lemah.
Hal ini lebih diperparah lagi dengan kondisi pada tahun 1787 dan 1788 dimana terjadi gagal panen yang terjadi karena iklim yang tidak teratur.
Kondisi keuangan negara juga semakin memprihatinkan ketika pada tahun 1787 yang mana pemerintah membiarkan kebebasan ekspor biji-bijian sehingga lumbung-lumbung kosong.
Harga biji-bijian yang membumbung sangat cepat menyebabkan kenaikan biaya hidup. Akibatnya banyak sekali perusahaan yang gulung tikar.
Munculnya Pemikiran Baru Dan Meletus Revolusi Perancis
Tepat pada pertengahan abad ke-18 di Perancis, banyak sekali para penulis serta filsuf terkenal yang bermunculan.
Banyak sekali tulisan yang mengilhami munculnya perubahan yang besar.
Tulisan-tulisan tersebut umumnya mengenai kesalahan yang dilakukan pemerintahan lama, ketidakadilan sosial serta kondisi keuangan.
Dengan kondisi-kondisi tersebut tentu saja membuat ketidakpuasan serta kemarahan rakyat pada tahun 1789.
Kala itu, kritik tidak henti dilontarkan sepanjang abad oleh para kaum elite negeri tersebut. Mereka menolak jarak antara tatanan politik dengan sosial.
Rakyat Perancis mulai angkat bicara di seluruh pelosok wilayah saat mengisi cahiers de doleances atau daftar keluhan dan menyiapkan pemilihan umum pada tingkat daerah.
Tepat pada tanggal 5 Mei 1789 dilaksanakanlah sidang Etats Generaux di Versailles. Pada saat itu Raja Louis menyampaikan janji jika semua persoalan negara akan terselesaikan.
Namun rakyat golongan tiga yaitu rakyat umum kecewa karena raja tidak mengeluarkan sepatah katapun mengenai pembentukan UUD.
Sidang tersebut mengalami kemacetan karena adanya ketidaksesuaian mengenai pemungutan suara.
Lihat juga: Sejarah Hari Integrasi Timor Timur 17 Juli
Golongan satu (bangsawan) dan golongan dua (Geraja atau Agama) menginginkan pemungutan suara dilakukan pergolongan agar memperoleh kemenangan.
Namun, golongan tiga meminta agar pemungutan suara dilakukan per kepala atau individu.
Hanya saja, raja memang tidak mengambil keputusan sehingga menimbulkan kekecewaan kepada golongan satu dan dua sedangkan golongan tiga semakin bersemangat untuk melakukan banyak perubahan.
Pada tanggal 14 Juni 1789, golongan tiga kemudian membentuk Dewan Nasional dimana dewan tersebut merupakan sidang seluruh rakyat tanpa adanya golongan.
Pada tanggal 9 Juli 1789 akhirnya terbentuklah Dewan Nasional Konstituante yang mana dewan tersebut bertugas untuk membuat rancangan UUD.
Lahirnya dewan tersebut tentu membuat kedudukan serta kewibawaan raja menjadi lemah hingga pada tanggal 14 Juli 1789 terjadilah pernyerbuan ke penjara Bastille sebagai lambang absolutisme raja.
Lihat Juga: Sejarah Hari Kerjasama Selatan-Selatan 19 Desember
Penyerangan ini terjadi karena adanya informasi jika raja telah mengerahkan sekita 20 ribu pasukan untuk berjaga-jaga di sekitar Versailles.
Penyerangan penjara Bastille sebagai penanda meletusnya revolusi Perancis dan pada saat itu rakat juga menetapkan 14 Juli 1789 sebagai Hari Nasional Perancis.
Tentang Sejarah Hari Revolusi Prancis 14 Juli
Nah itulah sekilas tentang Sejarah 14 Juli, Hari Revolusi Perancis.
Revolusi Perancis merupakan salah satu dari revolusi terbesar di dunia yang mampu mengubah tatanan kehidupan masyarakat.
Pencarian yang paling banyak dicari
- hari revolusi perancis
- sejarah hari revolusi perancis
- revolusi perancis merupakan revolusi
- revolusi prancis merupakan bentuk protes dan perlawanan terhadap sistem kerajaan yang absolut