Sejarah Watu Dodol Banyuwangi dan Legenda Mistisnya
Watu Dodol Banyuwangi – Watu Dodol merupakan nama yang merujuk pada sebuah batu besar yang mempunyai ketinggian hingga 6 meter, berlokasi di antara dua ruas jalan raya. Sebagian orang masih belum mengetahui bagaimana sejarah Watu Dodol Banyuwangi.
Banyak yang mengira bahwa penamaan Watu Dodol itu dikarenakan bentuk batunya yang menyerupai makanan Jenang Dodol. Namun, anggapan tersebut tidak dibenarkan oleh sebagian orang termasuk oleh budayawan Banyuwangi.
Kawasan Watu Dodol ini menjadi pintu masuk dari wilayah Kabupaten Situbondo ke Kabupaten Banyuwangi. Lokasi kawasan tersebut terletak sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Sejarah Watu Dodol Banyuwangi
Dalam bahasa Jawa kata “Watu” berarti “Batu” dan istilah Dodol dapat diartikan sebagai jenang berbentuk kecil seukuran jari tangan. Dodol juga bisa berupa makanan berbentuk lonjong, seukuran telapak tangan yang digoreng dan terbuat dari ketan yang ditumbuk.
Lihat Juga: Upacara Tingkeban Tradisi Masyarakat Jawa
Menurut warga setempat Watu Dodol menjadi sejarah atas pembukaan jalan dari Banyuwangi ke Surabaya, ataupun sebaliknya. Pada masa penjajahan, Belanda membuat proyek pembangunan jalan untuk ditempuh dan tembus ke Banyuwangi.
Namun, pada proses pembangunannya ternyata terhalang oleh batu besar yang terdapat di pinggir pantai dan bukit yang tinggi.
Pada akhirnya mereka meminta bantuan kepada tokoh Masyarakat Banyuwangi. Buyut Jaksa atau Ki Martojo untuk membuka jalan tersebut. Diketahui bahwa Ki Buyut Jaksa merupakan seorang tokoh Masyarakat yang sakti, dan dipercaya sebagai Jaksa di Banyuwangi. Karena bantuan Ki Martojo itulah akhirnya batu besar tersebut dapat dibongkar atau dodol.
Sehingga dodol yang terdapat pada Watu Dodol bukanlah jenang atau makanan, melainkan dodol yang mempunyai arti dibongkar.
Konon diceritakan bahwa sebelum terjadinya pembongkaran batu besar yang menghalangi jalan, Ki Martojo telah melakukan dialog dan negosiasi terlebih dahulu dengan makhluk halus penunggu di sana.
Pada awalnya mereka memang menolak pembongkaran tersebut. Akan tetapi pada akhirnya pasukan makhluk halus yang ada di sana pun dikalahkan, setelah terjadi peperangan secara halus.
Meski demikian, mereka memberikan syarat terhadap Ki Martojo yakni dengan menyisakan batu besar sebagai penanda ataupun monumen jika di situ adalah tempat makhluk halus.
Legenda Sejarah Watu Dodol Banyuwangi
Sejarah Wisata Watu Dodol mempunyai banyak legenda yang erat dihubungkan dengan kejadian mistis. Seperti beberapa legenda populer berikut ini:
Penamaan Watu Dodol
Legenda pertama yang berkaitan dengan Sejarah Watu Dodol Banyuwangi. Yakni sejak terjadinya peperangan yang terjadi antara pasukan Blambangan yang diperintah oleh Minak Jinggo dengan Majapahit.
Pada masa itu pasukan Blambangan mengalami kekalahan sehingga mereka banyak yang melarikan diri menuju pantai di bagian utara.
Lihat juga: Tradisi Mitoni Masyarakat Jawa
Pada saat itu pula salah satu prajurit Blambangan membawa bekal berupa jadah, yang merupakan makanan sejenis dodol atau ketan yang berbentuk lonjong. Ketika sedang beristirahat di tepian pantai, ternyata bekal yang dia bawa justru tertinggal. Konon kabarnya dodol yang hilang tersebut lantas berubah menjadi Watu Dodol.
Kyai Semar
Legenda ini mengisahkan sosok Semar yang berdagang di pantai Watu Dodol. Sayangnya bahan pangan yang dijual ternyata terguling. Pikulan kayunya terlempar dan menancap pada sela-sela Watu Dodol, sedangkan beras yang tumpah menjadi pasir putih.
Diceritakan bahwa kayu tersebutlah yang kemudian berubah menjadi pohon kelor, dan ternyata daun kelor memang dapat menghilangkan berbagai ilmu kanuragaan apabila bersentuhan dengannya.
Kemudian, air minum Kyai Semar tertumpah lantas menjadi sumber air tawar yang mengalir di bibir pantai. Diperkirakan bahwa legenda yang satu ini bukan berasal dari penduduk asli Blambangan karena diketahui mereka tidak mengenal pewayangan.
Pasukan Jepang yang Berusaha Memindahkan Watu Dodol
Pada saat penjajah Jepang menetap di Indonesia. Pasukan Jepang pernah berusaha untuk memindahkan Watu Dodol. Mereka menganggap keberadaan batu tersebut sangat mengganggu transportasi mereka.
Lihat Juga: 5 Tradisi Banyuwangi Yang Masih Eksis
Banyak orang dikerahkan untuk memotong Watu Dodol supaya lebih mudah untuk memindahkannya. Namun, ketika hendak digulingkan dengan ditarik kapal ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali.
Bahkan konon Watu Dodol tetap berada di tempat tanpa bergerak sedikitpun dan kapal yang menariknya juga akhirnya tenggelam.
Perbaikan Jalan dari Situbondo ke Banyuwangi
Pada awalnya Watu Dodol terletak di sebelah Timur jalan yang menghubungkan antara Situbondo dengan Banyuwangi. Kemudian, ketika terdapat program pelebaran jalan, pemerintah setempat ingin memindahkan Watu Dodol.
Hal ini disebabkan pelebaran jalan lebih mungkin untuk dilakukan pada bagian sebelah Timur.
Selain itu, sisi Barat jalan ternyata merupakan sebuah bukit. Menariknya, setelah mereka semua bersusah payah untuk mendongkrak dan merobohkan Watu Dodol, hingga benar-benar terguling, keesokan harinya Watu Dodol justru sudah kembali tertancap di tempatnya seperti semula.
Setelah adanya kejadian tersebut Watu Dodol tidak pernah diganggu dan diusik lagi. Karena itulah hingga sekarang Watu Dodol terletak di tengah dua ruas jalan. Dan pemerintah pun kini membuat taman yang indah di sekelilingnya.
Lihat Juga: Kalender Bulan Oktober 2023 Lengkap
Itulah sejarah Watu Dodol Banyuwangi yang sampai saat ini masih dipercaya oleh masyarakat umum. Apakah kamu sudah pernah berkunjung ke destinasi wisata menarik ini?
Mudah-mudahan informasi Sejarah Watu Dodol Banyuwangi di atas dapat menambah wawasan kita semua, dan semoga bisa menjadi referensi. Semoga bermanfaat!
Pencarian yang paling banyak dicari
- watu dodol ambruk
- sejarah watu dodol banyuwangi
- pantai watu dodol
- sejarah patung gandrung watu dodol
- asal usul watu dodol
- legenda nama watu dodol
- barang puasa di watu dodol