Mengenal Tradisi dan Ritual Setiap Bulan Masyarakat Jawa


Mengetahui tradisi dan ritual yang berkaitan dengan kalender Jawa, membuat kita dapat memahami nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh leluhur. 

Baca Juga: Pembentukan Kalender Jawa: Peran dan Kontribusi Tokoh-Tokoh Penting

Misalnya saja mengenai bagaimana tradisi dan ritual setiap bulan digelar oleh masyarakat Jawa. 

Mengenal Tradisi dan Ritual Setiap Bulan Masyarakat Jawa

7 Tradisi dan Ritual Tradisional Masyarakat Jawa

Kalender Jawa memiliki 12 bulan atau sasi yang memiliki nama serapan dari bahasa Arab.

Kata serapan tersebut seperti Sura, Sapar, Mulud, Bakda Mulud, Jumadilawal, Jumadilakir, Rejeb, Ruwah, Poso, Sawal, Selo, dan Besar. 

Jumlah hari setiap bulannya berkisar antara 29 atau 30 hari. 

Pada bulan-bulan tertentu, masyarakat Jawa melakukan beberapa tradisi dan ritual yang memiliki makna tersendiri. 

Baca Juga: Arti Mimpi Tersesat Yang Sebaiknya Diketahui!

Daftar Tradisi Dan Ritual Masyarakat Jawa

Berikut beberapa tradisi serta ritual yang kerap dilakukan masyarakat jawa:

  1. Padusan

Padusan merupakan salah satu tradisi dan ritual setiap bulan Sya’ban menjelang ramadhan. 

Ya, padusan merupakan ritual mandi bersama untuk menyambut bulan suci Ramadhan, dilakukan pada akhir bulan Sya’ban. 

Padusan berasal dari kata adus yang artinya mandi atau membersihkan diri. 

Tujuan padusan adalah untuk mensucikan jiwa dan raga sebelum menjalankan ibadah puasa.

  1. Kenduren

Ritual doa bersama yang dilakukan pada berbagai kesempatan, seperti wetonan (hari lahir), munggahan (sebelum puasa), ba’dan (setelah puasa), likuran (Nuzulul Quran), dan muludan (Maulid Nabi). 

Kenduren berasal dari kata dur atau ndur yang artinya tahan atau kuat. 

Tujuan kenduren adalah untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi diri sendiri dan orang lain. 

Kenduren merupakan upacara adat awal yang sudah ada sebelum kedatangan agama Islam di Jawa.

Baca Juga: 5+ Tradisi Jawa Barat dan Tujuannya!

  1. Ruwatan

Selanjutnya, ritual dan tradisi setiap bulan yang cukup akrab di kalangan masyarakat Jawa ialah ruwatan. 

Ialah sebuah ritual penyucian guna membebaskan seseorang dari kutukan atau sial, dilakukan sesuai dengan kebutuhan atau permintaan. 

Bisa juga dilakukan di awal tahun baru Jawa. Ruwatan berasal dari kata ruwat atau luwar yang artinya dilepas atau dibebaskan. 

Tujuan ruwatan adalah untuk menghilangkan hal-hal negatif yang mengganggu kehidupan seseorang. 

Ruwatan merupakan upacara asal Jawa yang berasal dari cerita pewayangan tentang Batara Kala.

  1. Wiwitan

Merupakan ritual persembahan sebelum panen padi, dilakukan pada saat padi mulai menguning. 

Ritual ini memang sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat dan merupakan peninggalan Walisongo. 

Konsep dari ritual ini ialah sedekah dan sebagai ucapan rasa syukur.

Wiwitan berasal dari kata wewit atau awit yang artinya awal atau permulaan. 

Tujuan wiwitan adalah untuk mengucapkan terima kasih kepada bumi sebagai sedulur sikep (saudara tanah) dan Dewi Sri sebagai dewi padi. 

Baca Juga: Tradisi Jawa Tengah Unik

  1. Sekaten

Nama sekaten diambil dari kata syahadatain yang berarti dua kalimat syahadat. 

Tujuan sekaten adalah untuk mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan agama Islam. 

Sekaten merupakan salah satu peninggalan Sunan Kalijaga yang menggunakan seni dan budaya sebagai media dakwah. 

Ritual ini ditujukan sebagai peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dilakukan pada bulan Mulud.

  1. Larung Sesaji

Ritual dan tradisi setiap bulan yang cukup akrab lainnya ialah Larung sesaji. 

Ialah ritual melepas sesaji ke laut atau sungai sebagai wujud syukur dan permohonan keselamatan, dilakukan pada bulan Suro. 

Larung berasal dari kata lareh atau lara yang artinya kesedihan atau penderitaan. 

Tujuan larung sesaji adalah untuk mengusir hal-hal buruk dan memohon berkah kepada Tuhan Yang Maha Esa. 

Baca Juga: 5 Tradisi Adat Istiadat Tegal Yang Masih Dilestarikan

  1. Grebeg Maulud

Ritual kirab pusaka dan gunungan yang merupakan bagian dari sekaten, dilakukan pada tanggal 12 bulan Maulud. Merupakan peninggalan sultan Agung.

Grebeg berasal dari kata garebeg yang artinya keramaian atau pesta rakyat. 

Tujuan grebeg maulud adalah untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus membagikan rezeki kepada masyarakat. 

Tentang Ritual Dan Tradisi Jawa Setiap Bulan

Jadi itulah tadi pembahasan mengenai ritual dan tradisi setiap bulan berdasarkan kalender Jawa. 

Baca Juga: Arti Mimpi Dikejar Harimau Menurut Primbon Jawa Dan Menurut Islam

Adapun tradisi ini memang masih dilakukan hingga kini guna menghormati para leluhur.

Mudah-mudahan informasi ritual dan tradisi jawa yang dilakukan setiap bulan diatas dapat menjadi referensi. Semoga bermanfaat!

Review Google My Bussiness for Enkosa.com

Artikel Terkait: