Mengulas Sisi Tradisi Jawa Timur Ganjuran
Tradisi Ganjuran – Indonesia merupakan negara yang kaya hingga di setiap provinsinya menyimpan sekali keberagaman, salah satunya Jawa Timur.
Melamar pujaan sudah menjadi tradisi penting sebelum menikah, namun kali ini berbeda. Di Jawa Timur untuk melangsungkan lamaran ini bukanlah dari pihak pria saja melainkan pihak Wanita, hingga tradisi ini disebut dengan Ganjuran.
Berikut ini ada beberapa ulasan mengenai tradisi Ganjuran yang terjadi di beberapa wilayah Jawa Timur!
Sejarah Asal Mula Tradisi Ganjuran
Ganjuran adalah salah satu tradisi khas Jawa Timur yang mirip dengan tradisi Japuik di Padang atau Minang. Di mana tradisi ini pihak wanita lah yang melamar calon suaminya.
Lihat juga: Tradisi Jawa Timur Festival Bandengan
Budaya ini biasa dilakukan di sekitar daerah Gresik, Bojonegoro, Tuban, hingga Lamongan.
Tradisi ini sebenarnya sudah ada sejak zaman kerajaan. Di mulai saat Tumenggung Lamongan memiliki seorang putra yang diberi nama Panji Laras Liris. Karena ketampanannya inilah yang membuat beberapa putri diberbagai kerajaan menyukainya.
Hingga dua orang putri kerajaan Kediri juga terpikat dengannya sehingga mereka mencoba tuk datang ke Lamongan dan meminang Panji Laras Liris.
Tetapi, naasnya sang putri jelita ini malah ditolak dengan alasan kakinya yang memiliki banyak bulu seperti kuda sehingga membuat Panji enggan untuk menikahinya.
Lihat juga: Persiapan Menikah
Dari kisah putri inilah mengapa budaya Ganjuran masih ada hingga sekarang, bahkan prosesi dalam budaya ganjuran ini pun dibedakan menjadi 3 bagian yakni njaluk (meminta), ganjur (melamar), dan milih dino (memilih hari baik untuk melangsungkan pernikahan).
Pihak pria pun diperbolehkan tuk menerima dan juga menolak pinangan dari setiap perempuan yang datang melamarnya.
Fakta Tradisi Ganjuran Khas Jawa Timur
Memang benar, di setiap tradisi pasti menyimpan sisi kebaikan dan fakta menarik lainnya begitu juga dengan tradisi Ganjuran.
Berikut ini ada beberapa fakta yang terdapat di dalam tradisi ganjuran Jawa Timuran ini. Seperti salah satunya ada tiga prosesi yang tak pernah dilewatkan, yakni:
- Njaluk (meminta)
- Ganjur (melamar pujaan hati)
- Milih dino (memilih hari dan tanggal yang baik untuk melangsungkan pernikahan)
Selain itu, dalam prosesi melamar pihak Wanita akan datang ke rumah calon mempelai pria untuk menyampaikan ganjurannya.
Jika pihak pria setuju, maka selang beberapa hari pihak pria akan datang ke rumah pihak Wanita dengan maksud membalas lamarannya. Ketika kedua belah pihak telah setuju, mereka baru memilih hari baik untuk pernikahan.
Lihat juga: Kalender Jawa Hari Baik
Namun, dibalik budaya yang dilakukan hingga sekarang ini terdapat beberapa nilai moral yang bisa kita petik. Salah satunya terdapat nilai sosial yang tinggi karena keluarga pihak perempuan dianggap sangat menghargai calon besan juga menantunya. Di sisi lain, ini merupakan perwujudan bahwa seorang Wanita harus patuh dengan suaminya.
Fakta menarik lainnya, pihak lelaki yang menikah pun akan menghadiahi sang mempelai Wanita dengan kisaran mahar yang cukup besar. Baik itu berupa cincin atau perhiasan pernikahan dan lain sebagainya.
Dengan memberikan jumlah mahar yang besar, hal ini dimaksudkan pihak pria sudah siap menjadi sosok pemimpin rumah tangga dan menghidupi keluarganya sehingga haruslah mapan.
Itulah beberapa informasi menarik mengenai sejarah asal mula dan fakta dibalik Tradisi Ganjuran Jawa Timur yang sampai sekarang masih bisa dilihat keeksistensiannya dan sangat melekat pada diri penduduk Jawa Timur khususnya wilayah Lamongan, Gresik, Tuban hingga Bojonegoro.
Pencarian yang paling banyak dicari
- ganjuran adalah
- tradisi ganjuran adalah
- tradisi ganjuran jawa timur
- sejarah ganjuran
- tradisi ganjuran di bojonegoro
- ganjuran di kediri