3 Kebudayaan Garut Jawa Barat Masih Dilestarikan


3 Kebudayaan Garut Jawa Barat Masih Dilestarikan

3 Kebudayaan dan Adat Istiadat Garut Jawa Barat yang Masih Dilestarikan

Tradisi, kebudayaan, dan adat istiadat Garut Jawa Barat menjadi satu kesatuan yang mendorong negara Indonesia semakin dikenal hingga ke mancanegara.

Bukan hanya itu saja, Garut juga menjadi salah satu kabupaten yang memiliki beagam minuman, makanan, dan buah-buahan khas.

Seperti Ladu Malangbong, Sambal Cibiuk, Dodol Garut, Jeruk Garut, Kicimpring, Peuyeum Ketan, dan masih banyak lainnya.

Saat ini Garut juga menjadi salah satu daerah di Indonesia yang cukup produktif dalam berwirausaha.

Mempunyai penduduk yang ulet dan gigih kini Garut pun mempunyai berbagai produk khas yang tak kalah populernya, seperti Batik Tulis Garutan, Minyak Akar Wangi, Jaket Kulit, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Meskipun sudah sangat berkembang dan menjadi daerah yang maju, tetapi masyarakat tidak melupakan tradisi, kebudayaan, serta adat istiadat Garut Jawa Barat yang sudah ada sejak dahulu.

Tradisi Adat Istiadat Garut Jawa Barat yang Masih Ada Hingga Kini

Kesadaran dari dalam diri menjadikan setiap warga Garut tetap mempertahankan kelestarian tradisi dan juga keberagaman budayanya.

Tak heran bila beberapa warisan budaya berikut ini tetap lestari hingga sekarang!


Dibawah ini adalah 3 Tradisi yang terdapat di Garut Jawa Barat masih dilestarikan hingga kin, berikut daftarnya:

1. Pakaian Adat

Sebagian masyarakat sudah tahu bahwa Kota Garut mempunyai pakaian adat yang sangat khas yang disebut dengan kebaya.

Pakaian tersebut memang sangat populer di Garut Jawa Barat bahkan juga telah digunakan oleh masyarakat di berbagai daerah lainnya.

Biasanya kebaya dipakai oleh seorang wanita ketika menghadiri acara-acara tertentu, seperti ngunduh mantu, acara pernikahan, siraman, dan digunakan oleh para guru sebagai pakaian rutin setiap hari Rabu.

Bukan hanya kebaya saja, tetapi Garut juga masih mempunyai pakaian adat lainnya yang tak kalah populer.

Batik garutan menjadi salah satu ikon kota Garut, di mana pakaian adat tersebut mempunyai corak yang sangat khas dengan tampilannya yang indah dan menarik.

Bahkan, diketahui bahwa batik garutan ini sudah berkembang sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

Jadi dapat dipastikan bahwa batik ini merupakan warisan yang sudah turun-temurun dari nenek moyang.

Karenanya tidak heran bila batik garutan menjadi salah satu pakaian adat yang masih dilestarikan hingga sekarang.

Garutan sebenarnya adalah nama salah satu kain batik yang sangat terkenal di Provinsi Jawa Barat, terkhusus Kabupaten Garut.

Terdapat makna alam yang tersimpan dalam setiap ukirannya.

Sejak dahulu masyarakat Sunda memang sudah terkenal akan keterikatannya dengan alam.

Bahkan banyak ritual kebudayaan di daerah Sunda yang ditambahkan unsur alam oleh masyarakat ketika pelaksanaannya.

Biasanya batik garutan selalu menggunakan gambar dasar dengan bentuk geometri sebagai salah satu ciri khasnya.

Sehingga batik garutan mudah sekali dikenali, terlebih lagi karena batik tersebut selalu menggunakan kain yang berjenis sinjang.

Tetapi karena ingin terus mengikuti kebutuhan konsumen, kain batik garutan juga mulai dibuat sesuai dengan perkembangan model pakaian di masa sekarang.

2. Tradisi Lais

Salah satu adat istiadat Garut Jawa Barat yang menjadi warisan budaya secara turun temurun yakni Tradisi Lais.

Kesenian ini mirip seperti atraksi sirkus yang biasanya berasal dari luar Indonesia, tetapi tradisi ini dilaksanakan dengan cara yang tradisional.

Hal menarik dari Tradisi Lais terletak pada pementasannya. Biasanya atraksi dilakukan di atas ketinggian dari tali panjang yang diikatkan pada kedua belah bambu yang menjulang.

Atraksi pun dilaksanakan tanpa menggunakan tali pengaman tubuh. Sampai saat ini Tradisi Lais masih dilestarikan dan sering kali dipertontonkan kepada masyarakat di Garut Jawa Barat ketika terdapat momen-momen tertentu.

Tradisi Lais bermula dari keisengan seorang pemanjat kelapa bernama Laisan yang merupakan seorang sesepuh di Kawasan Kampung Nangka Pait, Sukawening, Garut, Jawa Barat.

Pada masa Kolonial Belanda, Laisan sering ditugaskan untuk memetik kelapa oleh tentara Belanda maupun masyarakat sekitar.

Dia melaksanakan pemetikan sembari melakukan atraksi yang cukup berbahaya, dengan bergelantungan serta berpindah-pindah dari pohon kelapa yang satu ke yang lain tanpa menyentuh tanah.

Sejak saat itulah masyarakat banyak yang menunggu Laisan memetik kelapa lagi dan beratraksi.
Sebagai bentuk dukungan, masyarakat pun memukul berbagai benda bunyian untuk mengiringi Laisan ketika memanjat pohon kelapa.

Karenanya saat ini Tradisi Lais masih sering dilakukan oleh masyarakat setempat guna menjaga tradisi dan menghormati sesepuh Laisan yang pertama kali mencetuskannya.

3. Rumah Adat

Mayoritas penduduk Kota Garut adalah orang-orang bersuku Sunda.

Secara tradisional, rumah adat istiadat Garut Jawa Barat adalah rumah panggung, atau rumah berbentuk panggung dengan ketinggian mencapai 0,5 sampai dengan 1 meter di atas permukaan tanah.

Namun, rumah-rumah adat yang usianya sudah tua biasanya mencapai 1,8 meter.

Warga menggunakan rumah tersebut untuk menyimpan peralatan bertani, seperti garu, bajak, cangkul, dan berbagai peralatan lainnya.

Tak hanya itu saja, tempat yang dinamakan “kolong” atau bagian bawah rumah panggung juga biasa digunakan untuk tempat tinggal hewan ternak seperti ayam.

Sedangkan untuk mencapai ke dalam rumah, warga bisa melewati tangga yang bernama golodog yang hanya terdiri dari 3 kaki saja.

Golodog juga berfungsi untuk membersihkan kaki sebelum orang-orang masuk ke rumah.

Masyarakat Sunda juga mempunyai fungsi simbolik dari rumah panggung dan membaginya menjadi tiga bagian yaitu buana nguncang (luhur), buana larang (handap), dan buana panca tengah (tengah-tengah).

Hal tersebut diartikan bahwa dunia tengah adalah pusat alam semesta dan manusia tinggal di sana.

Sebab itulah manusia harus bertempat tinggal di tengah-tengah, bukan ke  dunia atas (langit) dan ke bawah (bumi).

Kebudayaan serta adat istiadat Garut Jawa Barat sudah banyak mengalami perkembangan.

Tetapi masih banyak masyarakat yang bersedia melestarikannya sebagai warisan orang-orang terdahulu, seperti halnya tradisi Lais yang sampai saat ini masih sering dipertunjukkan.

Nah itulah ulasan singkat mengenai 3 Kebudayaan dan Adat Istiadat Garut Jawa Barat yang sampai sekarang masih terus dilestarikan.

Mudah-mudahan informasi diatas dapat menambah wawasan serta menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!

Pencarian yang paling banyak dicari

  • kebudayaan di garut
  • kebudayaan yang ada di garut
  • garut kota intan
  • wisata di garut
  • tradisi adu domba garut
  • tradisi minum teh garut
  • tradisi sunda di garut

Review Google My Bussiness for Enkosa.com

Artikel Terkait: