Seperti yang kita ketahui jika setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi berbeda-beda yang diyakini oleh masyarakatnya.
Nah, salah satu tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini yaitu tradisi Kirab Obang Abing.
Baca Juga: Kalender Jawa dan Perkembangannya di Luar Nusantara
Tradisi ini selalu diperingati oleh masyarakat Desa Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang.
Tradisi ini bertujuan sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas hasil panen melimpah dan sekaligus sebagai ritual mengusir hama.
Peringatan Tradisi Kirab Obang-Abing
Saat festival ini diselenggarakan, anda pastinya akan menyaksikan puluhan obang-abing atau yang dikenal dengan orang-orangan sawah raksasa diarak keliling kampung oleh masyarakat di Desa Kandri.
Obang-abing ini umumnya terbuat dari jerami padi yang diarak mengelilingi kelurahan setempat.
Obang-abing akan dibuat semenarik mungkin yang pastinya dengan berbagai ukuran berbeda menuju ke lapangan.
Saat arak-arakan tersebut dilakukan, masyarakat juga membawa hasil pertanian misalnya seperti jagung, sayuran serta hasil pertanian lainnya.
Baca Juga; Mengenal Tradisi Petani Ruwat Rigen
Ini merupakan sebuah wujud rasa syukur masyarakat karena tanaman yang mereka tanam terbebas dari hama.
Ya, perlu diketahui bahwa sudah dari dulu masyarakat di Desa Kandri lebih memilih mengusir hama dibandingkan membasminya dengan pestisida karena bisa membunuhnya.
Menurutnya, mengusir hama dengan orang-orangan sawah atau obang-abing merupakan salah satu peninggalan leluhur.
Cara tradisional hingga sampai saat ini masih tetap dilestarikan oleh masyarakat di desa tersebut.
Keyakinan Dalam Tradisi Kirab Obang-Abing
Dalam keyakinan masyarakat di Desa Sandri, Semarang bahwa hama yang dibunuh hanya akan mengundang jumlah hama yang semakin banyak atau bahkan berlipat ganda.
Selain itu, cara mengusir hama dengan obang-abing juga dinilai lebih ramah lingkungan dan pastinya ekonomis.
Biasanya acara tradisi Kirab Obang Abing ini akan berlangsung sangat meriah.
Masyarakat di sekitar desa akan berdiri di sepanjang jalan untuk menyaksikan kirab tersebut. Prosesi kirab ini juga diiringi dengan alunan musik tradisional dan rebana.
Tradisi Kirab Obang-Abing ini memang tidak hanya menarik masyarakat lokal saja untuk menyaksikannya.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Bantengan di Jawa Timur
Bahkan tradisi kirab obang-abing juga sangat menarik perhatian warga luar kota karena tradisinya masih terus dilestarikan.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan sebagai salah satu cara untuk menarik wisatawan.
Setelah prosesi arak-arakan selesai, acara akan dilanjut dengan berbagai kesenian tradisional mulai dari teater serta tarian yang pastinya tak kalah menarik.
Tradisi Kirab Obang-Abing juga biasanya dihadiri oleh instansi pemerintah seperti Camat dan jajaranya.
Festival ini dilaksanakan dari pagi hingga sore hari dengan berbagai rangkaian acara yang sangat meriah.
Tentang Informasi Sejarah Tradisi Kirab Obang-Abing
Nah itulah sekilas tentang Tradisi Kirab Obang-Abing yang selalu diperingati oleh masyarakat di Desa Kandri, Semarang.
Baca Juga: Daftar Universitas di Semarang
Tradisi ini masih terus dilestarikan sebagai wujud rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT atas hasil panen. Semoga bermanfaat!