Mengenal Sisi Sejarah Dalam Tradisi Syawal Masyarakat Indonesia
Mengenal Tradisi Syawal Masyarakat Indonesia – Setiap daerah pasti memiliki tradisi dan kebudayaan tersendiri dalam menyambut suatu hari penting.
Salah satunya adalah tradisi bagi Umat Islam, perayaan Syawal.
Dalam kehidupan Umat Islam biasanya mengadakan perayaan syawal yang dilaksanakan setiap bertepatan Idul Fitri atau 1 Syawal selepas bulan Ramadhan.
Ada satu tradisi syawal yang hingga saat ini masih dipertahankan, yakni tradisi Syawal Kupatan.
Berikut ini ada beberapa informasi menarik mengenai sejarah tradisi Syawal Kupatan dalam Masyarakat Jawa!
Sejarah Tradisi Syawal Ketupat
Sejarah tradisi Syawal yang pertama adalah ketupatan, yang pertama kali diperkenalkan langsung oleh Sunan Kalijaga pada masa penyebaran agama Islam di pulau Jawa.
Kata Ketupat itu berasal dari Bahasa Jawa yakni Kupat dengan filosofinya “ngaku lepat” yang bermakna mengaku bersalah.
Lihat juga: Tradisi Padusan Masyarakat Jawa
Dengan makna inilah kupatan dilakukan sebagai bentuk untuk saling bermaaf-maafan dan menyucikan hati.
Awal mula tradisi syawal ini diperkenalkan menjadi dua istilah yaitu Bakda lebaran dan bakda Kupat.
Pada kebiasaan Bakda Lebaran biasanya dimulai saat pelaksanaan shalat Idul Fitri 1 Syawal hingga tradisi saling datang dan bermaaf-maafan ke rumah sesama muslim.
Sementara untuk Bakda Kupat, dilakukan setiap satu minggu setelah lebaran Idul Fitri atau setelah dilakukannya Bakda Lebaran.
Pada Bakda Kupat inilah, masyarakat Jawa mulai membuat ketupat dengan berbagai bentuk.
Kemudian dimakan bersama dengan keluarga besar, bahkan terkadang juga dibagikan kepada tetangga sekitar.
4 Tradisi Syawal Yang Paling Meriah di Masyarakat Muslim Indonesia
Selain tradisi kupatan yang paling banyak dipertahankan hingga saat ini.
Ada beberapa tradisi syawal lainnya yang masih dilakukan oleh masyarakat muslim, bukan hanya di sekitaran pulau Jawa saja.
Berikut ini ulasan beberapa hal mengenai tradisi Syawalan!
1. Grebeg Syawal, D.I Yogyakarta
Tradisi khas kota Gudeg Yogyakarta ini juga dilakukan setiap 1 Syawal dengan membuat gunungan hasil bumi seperti sayuran dan buah-buahan, kemudian diarak keliling kota.
Tentu, adat ini dijadikan sebagai salah satu sedekah kepada orang lain.
2. Telasan Topak, Madura
Salah satu tradisi khas Madura ini merupakan salah satu wujud rasa syukur karena telah menjalankan puasa sunnah Syawal dan juga Idul Fitri.
Bahkan dalam perayaan Syawal ini juga diadakan beragam festival, seperti salah satunya yang paling meriah adalah pawai dokar hias.
3. Ngejot, Bali
Tradisi Syawal selanjutnya datang dari Pulau Dewata, Bali.
Walaupun dikenal dengan masyarakatnya yang beragama Hindu, tetapi setiap Syawal para penduduk muslim Bali akan merayakan Ngejot.
Yakni acara berbagi makanan dan minuman terhadap sesama tanpa mengenal agama dan suku.
Perayaan ini juga ditujukan sebagai salah satu ungkapan syukur dan menghargai setiap perbedaan.
4. Perang Topat, Lombok
Perang Topat atau Perang ketupat adalah salah satu tradisi syawal yang dilakukan setelah enam hari Lebaran atau pada tanggal 7 Syawal.
Perayaan ini menjadi wujud rasa syukur dan juga melambangkan kerukunan antar umat beragama di Lombok.
Bahkan dalam tradisi fenomenal ini juga terdapat kegiatan mengarak berbagai hasil bumi, dan saling melempar ketupat antar suku Sasak dan suku Bali.
Itulah beberapa ulasan menarik mengenai tradisi Syawal, mulai dari Ketupatan yang banyak dilakukan masyarakat Pulau Jawa, hingga Perang Topat di Lombok.
Dari sinilah kita dapat mengetahui bahwa perbedaan adalah keindahan.
Mudah-mudahan informasi Tradisi Syawal diatas dapat menambah wawasan sekaligus menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!
Pencarian yang paling banyak dicari
- makna tradisi grebek syawal
- tradisi di bulan syawal
- tujuan tradisi kupatan di bulan syawal
- tradisi islam di nusantara yang dilakukan di bulan syawal
- sejarah tradisi syawalan di indonesia
- perayaan syawalan di jawa