Mengenal Tradisi Upacara Tingkeban Jawa Timur
Tradisi Jawa Tingkeban – Suku Jawa adalah suku yang paling banyak di Indonesia, sehingga tak heran di manapun berada Anda dapat menemukan orang Jawa dengan mudah.
Hal ini dikarenakan orang Jawa memiliki sikap pekerja keras sehingga berani tuk pergi merantau ke berbagai tempat.
Baca Juga: Mengulas Tradisi Upacara Mitoni
Namun, dibalik sikap suku Jawa yang pekerja keras dan lemah lembut, ada beberapa upacara tradisional yang diperuntukan bagi wanita hamil, yakni mitoni atau tingkeban.
Berikut ini ada beberapa ulasan mengenai upacara tingkeban!
Asal Usul Tradisi Upacara Tingkeban Bagi Wanita Hamil
Tingkeban atau mitoni adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa kepada perempuan yang tengah mengandung.
Dengan tujuan meminta keselamatan kepada sang Illahi terhadap ibu dan anak yang dikandungnya.
Asal usul tradisi ini pun dimulai sejak zaman Kerajaan Kediri di masa pemerintahan Raja Jayabaya.
Baca Juga: 7 Tradisi Kebiasaan Populer Orang Jawa Tengah
Pada awalnya, ada seorang Istri Bernama Niken Satingkeb dan suaminya Sadiyo yang telah melahirkan 9 orang anak.
Tetapi semuanya tak memiliki umur yang panjang sehingga meninggal diusia muda.
Karena kejadian inilah sepasang suami istri ini datang menemui Jayabaya. Sang Raja pun memberikan arahan, seperti mandi dengan air suci dengan gayung tempurung kelapa yang telah didoakan.
Kemudian mengenakan kain bersih dan menjatuhkan dua buah kelapa melalui jarak perut dan pakaian. Kemudian, melilitkan daun tebu wulung yang telah dipotong oleh keris.
Lihat juga: Sejarah Singkat Kota Madiun dan Penamaanya
Dari sinilah tradisi turun temurun itu dimulai, dan diberi nama tingkeban karena diambil dari nama Wanita pertama yang melakukannya, Satingkeb.
Rangkaian Cara Upacara Tingkeban Kejawen
Dalam upacara tingkeban tentu ada beberapa hal yang wajib dilakukan. Berikut ini adalah beberapa cara yang biasa dilakukan dalam tingkeban, yaitu:
- Siraman dilakukan oleh tujuh orang termasuk dengan orang tua calon ibu. Siraman ini bermakna untuk memohon doa agar proses melahirkan lancar dan anak yang dilahirkan selamat.
- Upacara memasukan telur ayam dan cengkir gading pada pakaian calon Ibu sampai pecah.
- Upacara Ganti Pakaian. Dalam upacara ini ada beberapa motif pakaian yang akan dikenakan Ibu hamil, seperti diantaranya adalah:
- Wahyu Temurun, yakni harapan supaya kelak anak yang dilahirkan bertakwa dan mendapatkan perlindungan dari Allah SWT.
- Sido Asih, bermakna semoga bayi yang dilahirkan mendapatkan kasih sayang terhadap sesama.
- Sido Mukti, harapan semoga si bayi memiliki sifat berwibawa dan disukai banyak orang.
- Truntum, harapan semoga si anak kelak memiliki sifat dan kebaikan budi yang sama dengan orang tuanya.
- Sido Luhur, maknanya supaya bayi memiliki budi pekerti, dan sopan santun.
- Semen Romo, harapan semoga bayi memiliki rasa cinta kasih terhadap sesama.
- Sidodadi, harapan semoga bayi selalu sukses dalam hidupnya.
- Babon Angkrem, ini memberikan harapan semoga sang Ibu melahirkan dengan lancar.
- Sido Derajat, maknanya semoga bayi kelak mendapatkan derajat yang baik.
- Upacara Angrem, yakni sebagai tanda bahwa Ibu akan menjaga kehamilan dan juga anaknya dengan kasih sayangnya.
- Upacara Pecah Kelapa, yakni memecahkan kelapa sebanyak dua buah agar persalinan lancar.
- Dodolan Rujak, dalam upacara ini beberapa orang membeli rujak yang dibuat sang calon Ibu dengan harapan supaya anaknya murah rezeki.
Itulah beberapa ulasan menarik mengenai upacara tingkeban atau mitoni yang sering terjadi di masyarakat Jawa.
Lihat Juga: Sejarah Watu Dodol Banyuwangi
Tradisi ini bertujuan untuk melindungi anak dan Ibunya dalam persalinan, dan juga memanjatkan doa agar si anak lahir dengan sehat dan selalu dalam lindungan-Nya.
Mudah-mudahan dengan informasi Tradisi Tingkeban Adat Jawa di atas dapat menambah wawasan, serta dapat menjadi referensi untuk kita semua. Semoga bermanfaat!
Pencarian yang paling banyak dicari
- tingkepan 7 bulanan
- tingkeban berasal dari daerah mana
- tingkeban bahasa jawa
- tingkeban sunda
- contoh undangan tingkepan
- rujak tingkeban
- tradisi jawa tingkeban
- tradisi tingkeban memiliki makna untuk menandai